Pagi, tanggal 1 Januari 1990,
tangisan seorang bayi yang baru berumur 1 hari ini menghiasi pagi yang cerah di
rumah sebuah keluarga kecil. Ibu Denir dan Bapak Takme inilah yang kini telah
dikaruniai momongan baru. Bersyukurlah
mereka, akan kehadiran anak pertama mereka yang lahir dengan normal. Diberinyalah nama Despa kepada anak itu.
Sebuah lambang iblis yang tak terlihat di punggunglah yang menjadi bukti bahwa
Despa adalah anak dari bapak dan ibu Takme. Namun ibu Denir tidak mengetahui akan
hal itu, hanya pak Takme sajalah yang mengerti akan hal itu. Seluruh rasa
sayang itu tercurah kepada anak tersebut. Kini anak itu pun tumbuh menjadi anak
dewasa, yang bringas dan brandal. Karna kurangnya kasih sayang seorang Ibu. Karna
pada usia 1 tahun Despa telah ditinggalkan oleh sang ibu. Dan kini dia tinggal
bersama seorang kepala keluarga.
Sejak sepeninggalnya ibu Denir, terkadang hal buruk pun sering mampir di
dalam mimpi Despa yang sering kali membuat Despa susah tidur. Namun hingga tumbuh dewasa Despa tak
berani untuk bercerita kepada ayahnya, karna dianggaplah mimpi buruk itu hal
biasa.
Matahari pun terbit, suatu tanda bahwa pagi telah tiba.
”Pagi Yah, mana makan paginya ?”,bentak Despa.
”Pagi Nak, rupanya sudah bangun y. . .wah, ayah belum masak untuk sarapan
pagi ini”,jawab ayahnya.
”Lalu mau makan pakai apa? pakai sandal?”, tanya Despa.
Akhirnya Despa
memutuskan untuk pergi ke luar rumah. Langit yang mendung seolah menemani Despa
yang sedang direndung kemarahan, muka kusut dan ditekuk itu tak berubah hingga
larut malam.
Suatu malam, mimpi buruk mampir kembali ke dalam
mimpinya. Sebuah lambang di punggung Despa yang menakutkan membuat Despa
sangatlah takut, gundah, cemas, bingung dan was-was membuat Despa tak bisa
kembali tidur. Akhirnya dia memberanikan diri untuk bercerita kepada
ayahnya, karna mimpi itu menghubungkan dengan kematian Ibunya.
“Yah, aku dapat mimpi buruk dan mimpi itu berulang kali
masuk
ke dalam tidurku”, kata Despa
dengan logatnya yang brandal.
“Mimpi buruk apa, Nak? Coba ceritakan pada ayahmu ini!”,tanya pak
Takme.
”Mimpi ini berhubungan dengan kematian ibu. Ayah
tolong jelaskan padaku.Apa yang sebenarnya terjadi?”
Dengan takut ayahnya pelan-pelan menjelaskan
kepada Despa. Ternyata Despa lahir karna seorang dukun. Ibu Denir dan Pak Takme
ini sudah bertahun-tahun menantikan momongan. Namun tidak pernah tercapai.
Karna mereka bertekad ingin segera mempunyai momongan, ayahnya pun mencari jalan
buntu dengan pergi ke dukun tanpa sepengetahuan
dari istrinya. Karna pak Takme takut apabila istrinya tidak mengijinkan.
Dukun tersebut memberikan syarat kepada pak Takme bahwa ketika Despa berumur 1
tahun, ibunya harus dibunuh oleh suaminya sendiri untuk tumbal iblis di dalam
tubuh Despa dan akan ada lambang iblis di punggung Despa yang hanya dapat
dilihat oleh ayahnya sendiri.
”Waktu itu ketika ibumu sedang
berjalan ke kamar mandi, ayah sengaja mendorong dia agar terpeleset dan mati.
Sehingga jejaknya tidak diketahui oleh siapapun”, terang ayahnya.
”Tidak adil !!! ayah jahat,,”
Cerita itu
membuat Despa meneteskan air mata dan menaruh dendam kepada ayahnya, meski sang
ayah telah meminta maaf.
Akhirnya, setelah mereka pergi
tidur, dan matahari pun mulai menampakkan diri Despa terbangun oleh suara
piring pecah. Segera Despa menghampiri sumber suara itu, ternyata ayahnya yang
tak sengaja telah memecahkan piring. Rasa dendam yang ada dalam hati Despa saat
itu juga mulai berontak. Dia mengambil sebilah pisau dan menusuk ayahnya
sendiri hingga mati. Karna takut melihat jasad ayahnya, Despa segera pergi.
Hingga kini keberadaan Despa belum diketahui. ~semoga cepat ketemu ya,,~
ô_ó Iblis
Dalam Diriku